Lewati ke konten utama

Sociologist Note: Ideologue dan Pragmatis

·3 menit

Dalam menyelesaikan masalah, ada dua pendekatan yang dipakai yaitu ideologue dan pragmatis, kedua ini adalah pola pikir seseorang dalam menentukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.

Ideologue #

i·de·o·logue (ˈīdēəˌlôɡ) menurut kamus oxford:

a person whose actions are influenced by belief in a set of principles (= by an ideology) –Oxford Dictionary–

Bahasa indonesia tidak memiliki istilah dengan makna yang sama dengan “ideologue” ini. Jika di indonesiakan, ideologue adalah seseorang yang secara kuat memegang teguh terhadap sebuah ideologi politik, agama ataupun sebuah pandangan filosofis.

Perilaku #

Individu cenderung terpaku dengan keyakinan yang mereka pegang, cenderung menerapkan keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ideologue ini cenderung memiliki konotasi negatif, sebutan alternatif untuk orang yang fanatik terhadap kepercayaan yang dianutnya, selalu mencoba kaitkan segala hal yang terjadi dengan kepercayaannya, menolak kompromi dengan orang yang memiliki pemahaman yang berbeda dengannya.

Hal positif dari ideologue ini adalah selalu konsisten dengan perkataan ataupun pemikirannya, teguh terhadap nilai-nilai tradisi sehingga melahirkan dan memperkuat identitas dirinya.

Dalam skenario terburuk, ideologue dalam ideologi politik atau agama cenderung memiliki sifat ektremis, ideologue ini adalah akar dari fundamentalisme.

Sinonim dari ideologue adalah idealis, kata yang lebih berkesan positif daripada yang sebelumya.

Contoh #

Sebagai generalisasi, ideologue ini biasanya (tidak semuanya) berkarir sebagai pemuka agama (ustadz, imam, apologet, pendeta, rabbi dan yang serupa), politikus dan motivator.

Gerakan politik ekstrim seperti Zionisme, Hindutva, Salafi-jihadisme, Christian Identity, Partai Nazi, Komunisme, ISIS/ISIL dan sejenis adalah produk dari kolaborasi ideologue itu sendiri.

Pragmatis #

prag·ma·tist (ˈpræɡ.mə.tɪst) menurut kamus oxford:

a person who behaves in a practical and sensible way rather than having fixed ideas or theories –Oxford Dictionary–

prag·ma·tis menurut kamus besar bahasa indonesia:

bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) –Kamus Besar Bahasa Indonesia–

Perilaku #

Seorang pragmatis cenderung melihat dunia secara faktual dan apa adanya, cenderung mengatasi masalah dengan cara yang efektif dan praktis tanpa terikat dengan pandangan ideologis.

Mereka lebih suka berkompromi dan mengambil cara yang fleksibel untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, mereka paham bahwa dunia ini dinamis dan maka dari itu, mereka harus beradaptasi seiring berjalannya waktu.

Namun, sang pragmatis sering sekali tidak memikirkan konsekuensi ataupun efek jangka panjang dari keputusan yang diambil, tidak memiliki identias atau prinsip yang sangat kuat dalam dirinya (tidak punya pendirian).

Dampak terburuk dari sifat ini adalah mereka akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuan mereka, contohnya korupsi dan budaya instan, walaupun dua hal ini lebih dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar individu itu, tetap saja lingkungan yang ada di sekitar individu tersebut pastinya memiliki budaya yang cenderung “pragmatis” dalam menghadapi sesuatu.

Contoh #

Generasi muda dan kelompok yang berada dalam spektrum politik kiri (progresif) cenderung pragmatis dalam menghadapi masalah tertentu.

Golongan Manakah Saya? #

Kamu memiliki Dua-duanya, kamu pasti akan menggunakan salah satu dari pendekatan diatas di berbagai masalah yang kamu hadapi. Mungkin kamu bersikap “idealis” jika diberi amanah sebuah jabatan, atau memikirkan cara yang lebih “pragmatis” jika kamu berada dalam situasi darurat.