Thoughts: Mengapa SDM rendah tidak bisa memiliki demokrasi
Daftar isi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berorientasi terhadap suara masyarakat yang ada di negara tersebut, setiap individu berpatisipasi langsung terhadap setiap keputusan yang akan diambil negara melalui pemungutan suara atau dikenal dengan voting.
TL;DR, Dalam negara yang menganut bentuk pemerintahan tersebut, suara mayoritas yang mengatur apa yang boleh dan apa yang tidak.
Courtesy of United Nations (PBB) #
UN sebagai yang menjunjung tinggi tonggak demokrasi menyatakan:
Democracy provides an environment that respects human rights and fundamental freedoms, and in which the freely expressed will of people is exercised 1
Etimologi #
Demokrasi atau dalam bahasa yunani δημοκρατία (dēmokratía) berasal dari kombinasi kata demos (orang majemuk) dan kratos (kuasa).
“power of the people”
Proses dan Bentuk Demokrasi #
Demokrasi beroperasi melalui berbagai proses dan entitas yang mengizinkan masyarakat menyampaikan suaranya melalui voting atau pemilu. Suara yang diberikan oleh masyarakat akan diteruskan/proses oleh lembaga representatif secara transparan, jujur dan adil.
Seiring berjalannya waktu, demokrasi memliki banyak bentuk namun, secara garis besar terdiri dari:
Demokrasi Langsung (Direct Democracy) #
Orang yang berpartisipasi langsung memberikan suaranya tanpa melalui lembaga ataupun representasi.
Bentuk demokrasi ini lebih sering dilakukan secara sadar maupun tak sadar dalam scope yang lebih kecil seperti keluarga, komunitas atau pun sebuah organisasi kecil.
Demokrasi Tidak Langsung (Representative Democracy) #
Bentuk yang sedang dibahas artikel ini, orang yang berpartisipasi diwakilkan oleh sebuah lembaga atau entitas yang merepresentasikan suara mereka, biasanya perwakilannya adalah partai ataupun organisasi sejenisnya.
Demokrasi ini umumnya dijalankan oleh entitas pemetintahan negara, kelompok besar ataupun perusahaan.
My Opinion #
Mengabaikan kelebihan, opini penulis lebih berfokus terhadap kelemahan dari sistem demokrasi. Yang menjadi kelemahan terbesar adalah pola pikir, mentalitas atau kultur dari individu itu sendiri yang pastinya berpengaruh terhadap berjalannya demokrasi.
Politican = Citizens #
Kelemahan terbesar dalam demokrasi adalah orang yang terlibat oleh demokrasi itu sendiri.
“pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat”
Ini merefleksikan bahwa kapabilitas seorang politisi dalam pemerintahan merepresentasikan pola pikir, mentalitas atau kultur dari mayoritas masyarakat sebuah negara yang menganut sistem ini.
Money Politics #
Korupsi dan penyuapan merupakan bagian dari money politics, kegiatan memperkaya diri sendiri dan memberi/menerima suap demi kepentingan diri sendiri dipengaruhi oleh mentalitas dan kultur lingkungan seorang politisi tersebut dibesarkan.
“Ingatlah sebelum menjadi seorang pemimpin, kau juga pernah menjadi masyarakat biasa” –Penulis–
Solusi #
Edukasi Moral #
Seperti yang penulis sampaikan secara berulang, pola pikir, mentalitas atau kultur dari individu itu sendiri menjadi kelemahan terbesar demokrasi.
Edukasi moral/akhlak memainkan peran penting terhadap berjalannya keadilan dalam demokrasi.
Memanusiakan seorang manusia merupakan salah satu bentuk edukasi moral/akhlak yang paling penting dalam seorang individu, sehingga menciptakan rasa saling hormat antar manusia.
Selain itu, toleransi dengan bisa mengharagi perbedaan pendapat juga sangat penting, dua-duanya sangat penting. Salah satu cara agar kita bisa menghargai perbedaan pendapat adalah dengan dialog antar kelompok/partai atau interfaith dialogue.
Edukasi Politik #
Edukasi politik dan hukum setiap individu dapat mencegah kelompok berkepentingan seperti mega-korporat dan sejenisnya menganggu jalannya demokrasi yang bersih di negara tersebut.
Kesimpulan #
Walaupun demokrasi sangat berorientasi masyarakat, justru masyarakat itu sendiri yang menjadi permasalahan terbesar demokrasi.
Salah satu cara yang tepat untuk menangkis permasalahan ini adalah dengan memberikan edukasi moral dan politik yang baik agar terciptanya demokrasi yang baik dan damai.
“Jika kau ingin memperbaiki kualitas negaramu, maka perbaikilah kualitas dirimu terlebih dahulu” –Penulis–