Thoughts: Mengenai pria kemayu
Daftar isi
Mengapa dia memiliki sifat yang cenderung seperti lawan jenisnya, ia cenderung lebih peka secara emosional, pemikir, dan lebih suka observasi alih-alih mendirupsi pembicaraan.
Figur ayah #
Figur ayah sangat diperlukan dalam membentuk karakter moralitas anak yang kuat, seorang ayah harus mengajarkan anak mana yang benar dan salah berdasarkan konsekuensi kausalitas alih alih berlandaskan emosional semata.
Kekurangan figur seorang ayah (dalam hal peran), menjadi trauma tersendiri untuk anak tersebut. Outcome yang terjadi adalah dua: anak cenderung abai terhadap tanggung jawabnya atau anak menjadi sangat peka terhadap sekitarnya. Salah satu atau dua-duanya bisa terjadi dalam hal ini.
Waktu lebih dekat bersama ibu daripada ayah #
Tidak perlu diperdebatkan lagi, perempuan pasti cenderung memandang segalanya berdasarkan emosional ketimbang logika rasional. Begitu juga sang ibu, apalagi ini berkaitan dengan sang anak yang dia rasa memiliki ikatan emosional yang sangat kuat.
Seorang ibu pasti tidak ingin melihat kesedihan di raut wajah anaknya apapun konteksnya, ini memunculkan kebijakan berlandaskan emosional yang akan menjadi malapetaka untuk masa depan anak itu sendiri jika dipandang secara konsekuensi kausalitas.
Kemungkinan outcome yang terjadi adalah tiga: anak menjadi spoiled, (manja dan egosentris), memiliki sifat agak kemayu, atau menjadi subsitusi figur ayah di keluarganya.
Untuk outcome ketiga sangat unik, karena probabilitas paling tinggi terjadi di kalangan ibu berstatus janda atau anak dalam keadaan yatim.
Perlakuan lingkungan sekitar? #
Orang tua pembentuk karakter anak yang paling dominan, dalam hal ini orang tua juga termasuk kedalam aktor terdekat dalam lingkungan si anak. Sekarang mari kita bicara lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu kerabat dekat, teman dan tetangga.
Otoritas kedua orang tua lah yang mengizinkan apakah si anak akan menjadi soft boy atau tidak. Dalam artian, sejauh manakah toleransi orang tua terhadap anaknya jika melihat masyarakat menuntut anak tersebut untuk menjadi soft boy di masa depannya.
Ini artinya, walaupun masyarakat sekitar berusaha menjerumuskan anak tersebut, tetap saja otoritas orang tua yang berhak atas masa depan anaknya. Jika mereka sangat toleran terhadap perlakuan tersebut, maka jadilah anak itu di masa depan (tuntutan masyarakat untuk menjadi soft boy).
Apakah salah menjadi soft boy #
Tidak ada yang salah jika mempunyai sifat/intuisi emosional sangat dalam layaknya perempuan. Tetapi tindakan lebih jauh seperti: berbusana seperti yang tidak seharusnya atau kebiasaan yang tidak seharusnya, itu akan membuat jatuh kedalam eksistensialisme gender.
Eksistensialisme gender adalah tahap dimana bahkan dirimu sendiri bingung siapa dirimu sebenarnya. Bahaya kebingungan ini sendiri sudah ada contohnya di masyarakat barat: Pride culture atau dikenal dengan LGBT, mereka terlihat sangat menggangu dengan sifat egois mereka.
Kesimpulan #
No father figure sangat berbahaya. Jadi pastikan peran seorang ayah selalu ada dikeluargamu, jika tidak jadilah seorang ayah yang berperan layaknya seorang ayah untuk keluargamu.