Instalasi Arch Linux /w UEFI
Daftar isi
Harap membaca persyaratan sebelum memulai tahap Instal Arch Linux.
Persyaratan #
Outline/highlights proses instalasi Arch Linux:
Memiliki akses internet dan live ISO Arch dalam bentuk bootable USB
Menyediakan bootable USB, device dan kabel LAN
Membuat device booting melalui bootable USB untuk menuju live session
Menghubungkan live session ke internet menggunakan kabel LAN
Mempersiapkan partisi di sesi live session
Proses krusial untuk mengisi partisi dengan root sistem Arch Linux
Post-instalasi, mempersiapkan konfigurasi pengguna dan software tambahan
Spesifikasi device, spesifikasi device yang digunakan penulis saat instalasi Arch Linux:
- Dell Latitude E7270 dengan firmware motherboard/board UEFI
- Terhubung ke internet melalui Kabel LAN (10mbps)
- USB Bootable Arch ISO (SanDisk Cruzer Switch)
Spesifikasi partisi, disk size dan partisi yang akan dibuat selama proses instalasi:
/Root sebesar 20GB/bootEFI Boot sebesar 512MBswapSwap sebesar 2GB/homeHome sebesar yang tersisa- Pembagian partisi ini akan mengasumsikan kamu menginstall di drive yang kosong
Pre-Install Arch Linux #
Memasuki Live Session Arch Linux #
Colok kabel LAN dan USB ke Device dalam keadaan mati, pastikan USB ini sudah bootable
Tekan tombol kombinasi untuk masuk ke memu BIOS masing masung device, biasanya F1, F2, F8, F12 atau Esc
Di menu BIOS, ubah prioritas pertama booting menjadi Bootable USB tersebut
Jika tahap diatas benar, maka kamu akan masuk ke live session Arch Linux
Install Arch Linux #
Terhubung ke Internet #
Semenjak kamu menggunakan kabel LAN, maka sudah otomatis terhubung ke jaringan internet. Jika kamu menggunakan wi-fi, lihat artikel ini.
Test respon dengan ping 8.8.8.8
Mempersiapkan Partisi #
Cari disk yang ingin di install arch dengan fdisk -l atau lsblk. Disk biasanya memiliki nama seperti /dev/sda, /dev/vda, atau /dev/nvme0n1. Pada umumnya, jika kamu memiliki SSD atau HDD namanya sda,sdb,sdc,..., vda,vdb,... untuk disk virtual, dan nvme0n1,nvme0n2,... untuk NVMe.
Jalankan perintah dibawah:
### ganti "/dev/sda" dengan disk yang kamu punya, misal: /dev/vda ###
> cfdisk /dev/sda
Akan muncul sebuah GUI, buat partisi mengikuti urutan dan rekomendasi table dibawah:
| mount point | tipe partisi | details | partition target |
|---|---|---|---|
/boot | EFI System | Partisi untuk menyimpan bootloader, disarankan 512MB | /dev/sda1 |
[SWAP] | Linux Swap | Partisi swap, disarankan 2GB+ | /dev/sda2 |
/ | Linux Filesystem | Partisi root, 20GB | /dev/sda3 |
/home | Linux Filesystem | Partisi home, Sisanya (tekan enter) | /dev/sda4 |
Jika kamu kebingungan untuk cara memberikan ukuran partisi, lihat pesan dibawah saat kamu disuruh input jumlah partisi, 512M untuk 512MB, 2G untuk 2GB, dan seterusnya.

Jika sudah, saatnya untuk format partisi, ikuti perintah berikut secara berurutan:
> mkfs.fat -F 32 /dev/sda1
> mkfs.ext4 /dev/sda3
> mkfs.ext4 /dev/sda4
/dev/sda2 adalah partisi swap, aktifkan swap dengan cara:
> mkswap /dev/sda2
> swapon /dev/sda2
Saatnya mount partisi root ke /mnt agar bisa menginstall Arch nantinya, untuk itu lakukan:
> mount /dev/sda3 /mnt
Buat /mnt/boot dan /mnt/home agar kamu bisa mount partisi boot dan home:
> mkdir -p /mnt/boot
> mkdir -p /mnt/home
Mount partisi tersebut:
> mount /dev/sda1 /mnt/boot
> mount /dev/sda4 /mnt/home
Cek dengan lsblk atau fdisk -l dan pastikan semuanya sudah tepat. Sesuai tabel tadi, partisi yang tepat akan seperti ini:
| partition | mounted to |
|---|---|
/dev/sda1 | /mnt/boot |
/dev/sda2 | swap |
/dev/sda3 | /mnt |
/dev/sda4 | /mnt/home |
Menginstall Base/Root System #
Install base Arch dan package yang diperlukan dengan:
# pacstrap -K /mnt base base-devel linux linux-firmware vim nano networkmanager wpa_supplicant grub man-db man-pages xdg-user-dirs efibootmgr
Tunggu sampai selesai.
Sebelum masuk ke arch baru kamu, generate fstab dengan perintah:
> genfstab -U /mnt >> /mnt/etc/fstab
Post-Instal Arch Linux #
Konfigurasi Esensial #
Saatnya kamu chroot ke system arch kamu dengan:
> arch-chroot /mnt
Konfigurasi waktu dengan:
> ln -sf /usr/share/zoneinfo/Asia/Jakarta /etc/localtime
> hwclock --systohc
Edit file /etc/locale.gen dengan:
> nano /etc/locale.gen
Dan hilangkan # pada en_US.UTF-8 UTF-8.
- Tekan
ctrl + Ountuk save - Tekan
ctrl + Xuntuk exit
Kemudian, generate locale dengan:
> locale-gen
Buat locale.conf dengan perintah:
> echo "LANG=en_US.UTF-8" > /etc/locale.conf
Atur hostname dengan:
> echo "nama_hostname" > /etc/hostname
Agar hostname kamu bisa di resolve, tambahkan ini di /etc/hosts (edit file):
127.0.0.1 localhost
::1 localhost
127.0.1.1 nama_hostname
Tambahkan password untuk root kamu dengan perintah passwd.
Sebagai tambahan, ada baiknya jika kamu membuat non-root user dengan:
> useradd -mG wheel nama_user
> passwd nama_user
Sekarang berikan akses sudo untuk member wheel dangan:
> EDITOR=nano visudo
Cari Uncomment to allow members of group wheel to execute any command, lalu hilangkan # sebelum %wheel ALL=(ALL) ALL, save dan exit.
Hidupkan service NetworkManager dengan:
> systemctl enable NetworkManager
Jangan lupa untuk generate GRUB, jika tidak kamu tidak bisa masuk ke system kamu.
> grub-install --target=x86_64-efi --efi-directory=/boot --bootloader-id=GRUB
> grub-mkconfig -o /boot/grub/grub.cfg
Reboot #
Exit chroot dengan exit jika semuanya sudah pas.
Sebelum reboot, unmount dulu partisi tadi dengan:
> umount -R /mnt
Lalu reboot dengan reboot.
Login #
Login dengan user yang baru dibuat, lalu refresh repositori dengan:
> sudo pacman -Syu
Install gnome desktop:
> pacman -S gnome gnome-tweaks gnome-extensions xorg-server gnome-terminal
> sudo systemctl enable gdm
Kemudian reboot lagi untuk hasilnya.