Thoughts: Bagaimana ucapanmu membentuk karaktermu
Daftar isi
Kamu sering menjumpai orang berkata “Yah, namanya saya juga rakyat kecil…” atau “Yah, saya masih susah mas…”, ketika kamu tegur mungkin dia akan mencari pembelaan lain, “Kalo ngomong aja sih gampang…”, “Saya harus mulai dari mana?…” atau pembelaan pembelaan lain yang seakan akan membuat dia tidak mau mencari jalan keluar.
Orang orang yang seperti disebutkan sudah pasti 100% kamu jumpai dalam keadaan ekonomi kebawah. Tapi bagaimana perkataan simple seperti itu bisa menjadi sebuah karakter seseorang dan tertanam dipikirannya untuk selamanya tanpa disadari?.
Alam bawah sadar mengiterpretasikannya #
Ini yang berbahaya, ternyata psikolog menemukan bahwa perkataan pesimis yang sering keluar dari mulutmu, secara tidak disadari akan diinterpretasi oleh alam bawah sadar (subconsciousness).

Dalam hal ini, 90% dari otak itu bekerja secara subconsciousness, hal ini bervaritif mulai dari memori masa lalu, kebiasaan, pola berpikir, mindset atau mentalitas, kepercayaan dan emosional. 10% nya berkaitan dengan hal-hal yang rasional seperti berpikir kritis, logika dan pengambilan keputusan.
Bagaimana mentalitas inferior ini bisa terjadi #
Lingkungan sekitar dan pendidikan memainkan peran besar dalam membentuk mentalitas inferior ini. Dan sejatinya manusia itu akan selalu mencari pembenaran atas perilaku yang dia lakukan, terlepas salah atau benar perilaku tersebut.
Dalam sebuah pertemanan seseorang pasti memiliki mentalitas yang sama dengan setidaknya 3 teman lainnya. Maka dari itu, jika kamu memiliki 4 teman ambisius, maka kamu pasti terikut menjadi ambisius juga selama masih berteman dengan mereka.
Selain lingkup pertemanan, didikan orang tua juga sangat berpengaruh terhadap hal ini, kamu pasti terpengaruh dengan mentalitas yang orang tua mu miliki, selain itu cara orang tua mu mendidik juga berpengaruh terhadap karaktermu. Seorang yang tidak bisa mengambil keputusan dan bertanggung jawab biasanya sangat dimanja oleh orang tuanya semasa kecil.
Cara berubah #
Ada banyak jalan untuk angkat kaki dari mental inferior ini, satu satunya tujuan adalah untuk mendapatkan positive optimism. Apa saja jalan yang bisa kamu pakai untuk mencapai positive optimism ini?.
Baca Lebih Banyak #
Membaca lebih banyak literatur tentang self-improvement, gunakan poin poin penting yang ada dalam buku itu sebagai alat pembenaranmu, secara tidak disadari kamu akan menjadi lebih positif dalam menghadapi masalah.
Olahraga #
Diluar nalar, tapi olahraga merupakan cara terbaik untuk membangun sifat disiplin positif ditambah benefit kesehatan tubuh dan mental ketika kamu rutin menjalaninya. Mulai dengan sesi ringan 10 menit sehari dengan catatan harus konsisten.
Hindari Tidak Mungkin #
Jika berbicara soal keyakinan apakah kamu bisa melakukannya atau tidak, jangan pernah mengatakan hal “tidak mungkin”, kamu harus mencari alternatif kata selain itu, misal: “saya akan coba…”, “saya pastikan…”.
Keluarkan kata “tidak mungkin” jika kamu memiliki alasan yang jelas dan konkrit kenapa kamu tidak mungkin melakukan hal itu.
Jangan Pernah Pesimis Terhadap Opini #
Ketika berpendapat/beropini, jangan dimulai dengan kata “maaf”, karena kamu memiliki sebuah opini dan sudah pasti opini tersebut bisa dibantah oleh siapapun, tidak ada yang namanya opini absolut karena setiap orang memiliki opini sendiri yang berbeda-beda.
Ketika opinimu “dikalahkan” oleh seseorang, jangan kurang pede dan malu akan hal itu. Jadikan omongan orang tersebut sebagai bahan evaluasi dan improvisasi diri.
Stop Melabeli Dirimu #
Jangan pernah bilang hal buruk mengenai dirimu. Jika kau sadar punya hal buruk dalam dirimu, coba untuk merubah hal itu. Mungkin hal buruk yang baru lagi akan datang ke dirimu, tetap ubah hal buruk itu juga dan terus menerus, kamu tidak akan pernah selesai.
Tidak peduli seberapa baik Anda, akan selalu ada orang yang melihat Anda sebagai orang yang buruk.
Karena sejatinya manusia tidak ada yang sempurna.
Terus Belajar #
Terus bejalar akan segala hal dari orang lain maupun literatur atau media, pasangkan dalam dirimu kalau kamu adalah seseorang yang haus akan ilmu. Tapi ingat, jangan terlalu rakus, jika terlalu rakus maka akhirnya kau tidak mendapat ilmu itu secara baik.
Hal hal diatas kamu lakukan selama 3 tahun atau lebih, saya bisa jamin kamu tidak akan pernah memiliki pemikiran seperti di paragraf pertama untuk selamanya.